Pengertian Transducer
Transduser berasal dari kata
“traducere” dalam bahasa Latin yang berarti mengubah. Sehingga transduser dapat
didefinisikan sebagaisuatu alat yang dapat
mengubah suatu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Bentuk-bentuk energi
tersebut diantaranya seperti Energi Listrik, Energi Mekanikal, Energi
Elektromagnetik, Energi Cahaya, Energi Kimia, Energi Akustik (bunyi) dan Energi
Panas. Bagian masukan dari transduser
disebut “sensor ”, karena bagian ini dapat mengindera suatu kuantitas fisik
tertentu dan mengubahnya menjadi bentuk energi yang lain.
Dari sisi pola aktivasinya, transduser
dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Transduser Pasif
Tranduser pasif yaitu transduser yang dapat bekerja bila
mendapat energi tambahan dari luar. Contohnya adalah thermistor.
Untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik yaitu tegangan listrik, maka
thermistor harus dialiri arus listrik. Ketika hambatan thermistor berubah
karena pengaruh panas, maka tegangan listrik dari thermistor juga berubah.
2. Transduser Aktif
Tranduser aktif yaitu transduser
yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi menggunakan energi yang
akan diubah itu sendiri. Contohnya adalah termokopel. Ketika
menerima panas, termokopel langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa
membutuhkan energi dari luar.
Berdasarkan Fungsinya, Transduser terbagi
menjadi 2 jenis yaitu.
1. Transduser
Input (Input Transducer)
Transduser Input merupakan Transduser yang dapat mengubah
energi fisik (physical energy) menjadi sinyal listrik ataupun Resistansi (yang
kemudian juga dikonversikan ke tegangan atau sinyal listrik). Energi fisik
tersebut dapat berbentuk Cahaya, Tekanan, Suhu maupun gelombang suara. Seperti
contohnya Mikropon (Microphone), Mikropon dapat mengubah gelombang suara
menjadi sinyal listrik yang dapat dihantarkan melalui kabel listrik. Transduser
Input sering disebut juga dengan Sensor. Berikut ini beberapa Komponen
Elektronika ataupun perangkat Elektronika yang digolongkan sebagai Transduser
Input:
– Thermistor (NTC/PTC) mengubah suhu menjadi
Resistansi (Hambatan)
– Variable Resistor (Potensiometer) mengubah
posisi menjadi Resistansi (Hambatan)
– Mikropon (Microphone) mengubah gelombang suara
menjadi sinyal listrik
2. Transduser
Output (Output Transducer)
Transduser Output merupakan Transduser
yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi bentuk energi fisik (Physical
Energy). Seperti contohnya Loudspeaker, Loudspeaker mengubah sinyal listrik
menjadi Suara yang dapat di dengar oleh manusia. Transduser Output sering
disebut juga dengan istilah Actuator. Beberapa Komponen Elektronika atau
Perangkat Elektronika yang digolongkan sebagai Transduser Output diantaranya
adalah sebagai berikut :
– LED (Light Emitting Diode) mengubah listrik
menjadi Energi Cahaya
– Lampu mengubah listrik menjadi Energi Cahaya
– Motor mengubah listrik menjadi Gerakan
(motion)
– Heater mengubah listrik menjadi Panas
– Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi
Suara
Penggabungan
Transduser Input dan Output
Berikut ini adalah Blok Diagram sederhana dari Transduser
Input ke Transduser Output.
Banyak Perangkat
Elektronika yang kita pergunakan saat ini adalah gabungan dari Transduser Input
dan Transduser Output. Dalam Perangkat Elektronika yang dimaksud ini terdiri
dari Sensor (Transduser Input) dan Actuator (Transduser Output) yang mengubah
suatu bentuk Energi menjadi bentuk energi lainnya dan kemudian mengubahnya lagi
menjadi bentuk energi yang lain. Seperti contohnya Pengukur Suhu Badan
(Termometer) yang mengkonversikan atau mengubah suhu badan kita menjadi sinyal
listrik (Transduser input = Sensor Suhu) kemudian diproses oleh Rangkaian
Elektronika tertentu menjadi Angka atau Display yang dapat dibaca oleh kita
(Transduser Output = Display).
Pemilihan Transduser
Pemilihan suatu transduser sangat
tergantung kepada kebutuhan pemakai dan lingkungan di sekitar pemakaian. Untuk
itu dalam memilih transduser perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini:
· Kekuatan,
maksudnya ketahanan atau proteksi pada beban lebih.
· Linieritas, yaitu
kemampuan untuk menghasilkan karakteristik masukan-keluaran yang linier.
· Stabilitas tinggi, yaitu
kesalahan pengukuran yang kecil dan tidak begitu banyak terpengaruh oleh
faktor-faktor lingkungan.
· Tanggapan dinamik yang baik,
yaitu keluaran segera mengikuti masukan dengan bentuk dan besar yang sama.
· Repeatability : yaitu
kemampuan untuk menghasilkan kembali keluaran yang sama ketika digunakan untuk
mengukur besaran yang sama, dalam kondisi lingkungan yang sama.
· Harga. Meskipun
faktor ini tidak terkait dengan karakteristik transduser sebelumnya, tetapi
dalam penerapan secara nyata seringkali menjadi kendala serius, sehingga perlu
juga dipertimbangkan.
Aplikasi Transduser
Berdasarkan Aplikasinya, Transduser
dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :
1.
Transducer
Electromagnetic, seperti
Antenna, Tape Head/Disk Head, Magnetic Cartridge.
2.
Transducer
Electrochemical, seperti
Hydrogen Sensor, pH Probes.
3.
Transducer
Electromechanical, seperti
Rotary Motor, Potensiometer, Air flow sensor, Load cell.
4.
Transducer
Electroacoustic, seperti
Loadspeaker, Earphone, Microphone, Ultrasonic Transceiver.
5.
Transducer
Electro-optical, seperti
Lampu LED, Dioda Laser, Lampu Pijar, Tabung CRT.
6.
Transducer
Thermoelectric, seperti
komponen NTC dan PTC, Thermocouple.
Sumber : http://elektronika-dasar.web.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar